MalamPertama dengan Malu-malu. Pasangan muda menikah, dan merayakan malam pertama mereka bersama, melakukan apa yang dilakukan pengantin baru, dari waktu ke waktu, sepanjang malam dalam keadaan gelap. Pagi datang dan pengantin pria pergi ke kamar mandi tetapi tidak menemukan handuk ketika dia muncul dari kamar mandi. Dia meminta istrinya untuk 18+ Sherin Pov Tibalah saatnya kami memasuki malam pertama di kamar pengantin tepatnya sekitar pukul dimana acara resepsi pernikahan telah usai, para tamu tidak ada lagi yang datang, dan orang-orang dirumah juga tampaknya tinggal beberapa orang saja yang masih terjaga menunggu peralatan resepsi, adapun kebanyakan sudah tertidur pulas karena pasti kecapean melayani tamu demi tamu yang datang tak henti silih berganti baik tamu dari pengantin pria, pengantin wanita, maupun tamu dari orang tua kami. Setelah mengunci rapat pintu kamar, Lenno suamiku berjalan mendekati aku. Aku berdebar dengan apa yang akan terjadi "Terima kasih" ujarnya pelan "Terima kasih juga telah menikahiku" "Aku sangat mencintaimh Sherina. Aku berjanji dan bersumpah tidak akan menghianatimu. Tidak akan pernah menyakiti hatimu" "Aku percaya kepadamu. Aku juga berjanji akan mengabdi dan melayanimu dengan baik. Menjadi istri dan ibu untuk anak - anakmu" aku merasa malu telah berkata seberani itu. Lenno mendekat dan berkata setengah berbisik "Sayang, ini malam pertama kita sebagai suami istri. Tebak apa yang akan kita perbuat pertama kali dikamar pengantin ini?" Mendengar pertanyaan suamiku tersebut aku hanya tertunduk malu sambil menggeleng-gelengkan kepala isyarat menjawab tidak tahu. Padahal sebenarnya dalam hatiku banyak sekali yang ingin kuungkapkan, namun karena aku malu jadi hanya bisa terdiam tanpa sanggup berkata-kata. Sesekali kulihat wajah Lenno yang tak henti menatap wajahku sambil tersenyum hingga akhirnya dia menggunakan telunjuknya untuk mengangkat daguku agar tak terus tertunduk. Masih dengan perasaan malu, akupun menegakkan wajahku hingga menatap lurus ke wajah tampannya. Kulihat Lenno kembali tersenyum yang reflek kubalas senyumannya itu dengan senyuman malu. "Aku kan sekarang sudah menjadi suamimu, tak perlu malu seperti itu lagi dong! Kita sudah halal untuk berdua-duaan dikamar seperti ini, jangan takut digerebek hansip atau pak RT" canda Lenno coba mencairkan suasana. Sepertinya dia tau bahwa aku sangat grogi dan tegang. Aku hanya mengangguk sambil sedikit tertawa namun tetap menujukkan rasa malu. Lenno menarikku kedalam pelukannya, didalam pelukkan Lenno aku merasa hangat dan nyaman. Ini pertama kalinya aku dipeluk oleh laki - laki tapi tak masalah aku bangga karena dia yang pertama adalah suamiku yang sah, aku merasa ada barang yang keras menempel di pahaku. ternyata itu adalah Junior Lenno yang sudah mulai menegang. aku pun menatap Lenno geli dan tanpa aba - aba dia lansung mencium bibir ku pelan membuatndarahku seketika berdesir. Ciuman lembutnya kemudian berubah menjadi lumatan dan dengan perlahan naluriku aku membuka bibirku membiarkan lidahnya masuk menyapu kedalam bibirku dan kedua tangannya satu meraba bagian dada ku dan satunya sudah masuk dalam CD ku. Terasa sekali bila Lenno sudah sangat mahir dalam hubungan percintaan ini dan jujur saja aku benar - benar merasa tegang dan gugup ingin aku menepis tangan Lenno namun aku sadar bahwa dia pantas untuk menyentuhku dia berhak karena dia suamiku dan aku akan pasrahkan diriku malam ini kepadanya. Lenno sudah memengang kewanitaan ku, ia dengan lembut mengosok-gosok klitorisku yang membuat aku tidak bisa mengontrol nafsu birahi yang mulai memanas ini. Biar aku tidak pernah melakukan percintaan sebelumnya tapi aku menyadari kini diriku telah terbuai akan belaian Lenno mataku menggelap menikmati birahiku. Dan setelah itu sambil tidak berpisah satu sama lain kami berdua berjalan step by step menuju ke ranjang. Setelah sampai diranjang Lenno sepertinya sudah tidak bisa nunggu lagi untuk menjalankan tugasnya ini, ia lansung membuka semua bajuku dan bajunya. Hingga tubuh kami sama - sama polos. Lenno melepaskan ciumannya dan memandangku tanoa kedip. Aku meraih bantal dan menutupi bagian payudara yang tereskpose "Kenapa?" tanyanya "Aku..." "Kau tau Sherin, tubuhmu sangat indah, kau adalah ciptaan Tuhan yang terindah dan tersexy. Aku beruntung bisa memilikimu. Malam ini aku akan menembus keperawananmu, apakah kau siap?" Aku memalimgkan wajahku karena ini sungguh memalukan, terlali vulgar. Aku hanya menjawab dengan anggukan kepala "Dengar aku Sherin, kita sudah suami istri jangan malu lagi, nikmati segala sentuhanku, agar kita bisa menikmati malam pertama dan malam - malam selanjutnya sayang" "Aku bersedia suamiku, aku adalah milikmu. Nikmati malam ini dan malam - malam selanjutnya ini hakmu" ujarku penuh percaya diri. Lenno mulai mencium leherku dan mengigitnya perlahan aku hanya bisa mendesah geli dengan aktivitas Lenno. Aku memejamkan mata dan menikmati sentuhannya Setelah foreplay nya selesai Lenno membaringkanku dan membuka lebar kedua kakiku, walau masih malu dan sedikit berdebar karna aku ini masih perawan, dan sama sekali belum pernah melakukan ini. Apalagi saat sekilas aku melirik kejantanan suamiku itu besar dan panjang membuatku ngeri bagaimana barang sebesar itu menembus kewanitaanku? "Pelan - pelan" ucapku terbata "Rilex sayang nikmati.." Dan Lenno pun mulainya dengan pelan-pelan dan ia coba untuk memasukkan kejantanannya kedalam kewanitaanku, ia mulai dengan lembut pelan-pelan memasukkan kepala penisnya "Aaahh..." aku menjerit kecil merasakan sesak dibagian bawahku dan karena sakit saya pun menahan tubuh Lenno untuk berhenti sejenak dan perlahan-lahan masuk. Lenno tau kalau aku lagi sakit jadi dia pun melakukan dengan lembut. "Tahan sedikit lagi ya syang" Lenno menciun bibirku untuk mengalihkan rasa sakitku Perlahan-lahan penis itu masuk ke dalam vaginaku dan terasa banget kalu ada sesuatu yang keras muat dalam lobang vagina ku dan terasa perih. Aku merasa ada yang sobek di dalam vaginaku mungkin dia telah berhasil menembus keperawananku "Kini sekarang kau telah resmi tidak perawan lagi dan menjadi nyonya Adhirajasa" Perlahan Lenno menggerakkan pantatnya dengan tempo pelan aku merasakan rasa perih itu perlahan berganti menjadi rasa nikmat. "Aahh..." Lenno terus memompaku, dengan tangan yang meremas remas lembut payudaraku hingga membuatnya menjadi merah. Aku hanya bisa menjepit kedua kakiku pada pingguk Lenno saat merasakan ingin pipis "Lenno... Hahhhahh.. Aku.. Akkuu mau pipiiiiiss se..sebentar" "Keluarkan saja orgasme pertamamu" aku tak bisa lagi menahan pipis yang meledak akan keluar sebodo amat deh kalau aku akan mengompol "Aaahhh..." aku mendesah lega saat berhasil pipis "Nikmat?" tanyanya yang semakin kencang memompaku aku hanya menutup mata dan menikmati setiap genjotannya "Sherina... Aku mencintaimuu...." ucapan Lenno lebih terdengar seperti lenguhan panjanh dan aku merasakan penis Lenno berkedut dan terasa sesuatu yang hangat menyemprot rahimku. Aku tau dan aku sadar Lenno menyiramkan benihnya di rahimku Lenno merebahkan kepalanya di bahuku kemudian mencium pipiku lembut. "Aku beruntung mendapatkan istri sempurna sepertimu" ujarnya dengan napas terengah "Aku juga beruntung menjadi istrimu" "Aku mencintaimu Sherina selamanya" "Aku memcintaimu Lenno selamanya"

Janda18 tahun. duda anak 2 yang tinggal di sebuah kampung. Duda. ni nama dia Amat. Amat ni dah 3 tahun menduda setelah kematian isterinya. Pada satu hari , Amat yang dah lama kesepian terfikir kenapakah dia tidak. mencari pengganti arwah isterinya, ada jugak yang akan menjaga dirinya nanti,

Tak pernah sekalipun terlintas dalam pikiranku kalau akhirnya aku harus menjadi seorang duda. Bagiku kehidupan perkawinan yang kulalui selama ini didasarkan atas rasa cinta. Aku mencintai istriku, begitu pula ia juga mencintaiku. Tapi ternyata cinta saja tak cukup untuk membina sebuah rumah tangga yang tahun ketiga usia perkawinanku, keutuhan rumah tanggaku mulai goyah. Apalagi sejak kelahiran anak kami yang kedua yang hanya berselang setahun dengan anak kami yang pertama. Aku memang sepakat dengan istriku untuk berproduksi secepatnya dan akan sedikit repot di awal-awal tahun perkawinan untuk membesarkan anak-anak dan setelah itu kami baru akan konsentrasi untuk karir, cari uang dan tujuan hidup yang rupanya rencana tak berjalan seperti yang kami harapkan. Istriku terpaksa harus keluar dari kantornya yang bangkrut akibat krismon. Padahal kelahiran anak keduaku bagaimanapun cukup menambah pengeluaran kami. Sehingga aku terpaksa bekerja lebih keras, meskipun saat itu aku sudah menjadi wakil manajer di perusahaanku. Aku mulai kembali mengajar di beberapa perguruan dan akademi swasta, seperti yang pernah kulakukan pada saat belum berkeluarga dulu. Di sinilah masalah keluarga mulai muncul. Beberapa bulan menganggur, istriku mulai uring-uringan dan kelihatan tertekan. Sementara aku harus sering pulang larut malam, karena aku tidak hanya sibuk mengajar, tetapi juga mulai aktif dipanggil sebagai pembicara di beberapa pertemuan-pertemuan seperti itu berlangsung hampir satu tahun. Entah sudah berapa puluh kali aku bertengkar dengan istriku. Dari masalah yang sepele hingga masalah yang berkaitan dengan urusan ranjang. Istriku kurasakan mulai dingin dan tak jarang menolak bila kuajak berhubungan intim. Sikapnya juga mulai aneh. Beberapa kali aku menemui rumah dalam keadaan kosong karena istriku pergi dan menginap di rumah orang tuanya bersama anak-anakku. Kadang ia berada di sana selama satu minggu, meskipun aku sudah menyusulnya dan mengajaknya untuk cerita, setelah kurang lebih satu setengah tahun kondisi seperti itu berlangsung terus menerus, istriku akhirnya meminta cerai. Aku kaget dan tak pernah menduga ia akan melakukan itu padaku. Sulit bagiku untuk membujuk dan mengajaknya bicara secara baik-baik. Bahkan kedua orang tua kami sampai ikut campur mendamaikan. Akhirnya dengan berat hati aku harus berpisah dengan istri dan kedua anakku. Pupuslah sudah angan-anganku membentuk Keluarga yang Bahagia. Ada tiga bulan aku seperti orang linglung menghadapi cobaan itu. Aku stres berat. Bahkan sempat hampir masuk rumah mendapatkan hak untuk menempati rumah kami. Tapi anak-anak ikut istriku yang kini tinggal dengan orang tuanya. Sesekali aku menemui mereka, karena anak-anakku masih kecil dan tetap perlu figur seorang lebih setahun setelah perceraianku, aku mulai menjalin hubungan lagi dengan seorang wanita. Maryati namanya, seorang janda tanpa anak. Perkenalan kami terjadi sewaktu aku terlibat dalam sebuah kepanitiaan temu bisnis yang diadakan sebuah perusahaan terkemuka di ibu kota. Pertemuan demi pertemuan dan pembicaraan-pembicaraan di telepon akhirnya berkembang menjadi acara kencan bagi kami kesepian yang selama ini kualami seperti mendapat obatnya. Maryati memang seorang yang wanita yang menarik dan menyenangkan bagi siapa pun laki-laki yang mengenal dia. Entah kenapa ia memilihku. Mungkin kami sama-sama berstatus cerai. Tapi ternyata ia punya alasan lain. Menurutnya ia menyukaiku karena aku orangnya kalem tapi terlihat matang, dan menurutnya lagi, wajahku ganteng dan ia suka dengan laki-laki yang berkumis sepertiku. Komentar yang terakhir itu hampir sama dengan yang pernah disampaikan oleh mantan istriku waktu kami pacaran laki-laki normal, terus terang di samping tertarik pada personalitasnya, aku juga tertarik secara seksual dengan Dik Mar demikian aku biasa memanggil Maryati, sementara ia biasa memanggilku Mas Is, kependekan dari namaku, Iskandar. Selama menduda, kehidupan seksualku memang cukup menjadi suatu masalah bagiku. Karena aku bukan tipe yang bisa main dengan sembarang orang, karena aku takut dengan berbagai risiko yang nanti bisa menimpaku. Meskipun kuakui sekali dua kali aku terpaksa melacur. Tapi jarang sekali aku melakukannya dan bisa dihitung dengan jari. Itu pun kulakukan dengan penuh perhitungan dan hati-hati. Terus terang selama ini aku lebih banyak menyalurkan hasrat seksualku dengan cara onani sambil lihat BF atau majalah porno yang ketika aku mengenal Maryati, dan semakin mengenalnya lebih jauh lagi, serta merasa yakin dengan siapa aku menjalin hubungan, aku tak sungkan-sungkan lagi menyatakan kesukaanku padanya. Statusnya yang janda secara psikologis membuatku lebih berani untuk berbicara dan bersikap lebih terbuka dalam beberapa hal yang sensitif, termasuk masalah seks. Dan seperti sudah kuduga semula, Maryati meresponku dengan pertama kali melakukan hubungan intim di sebuah hotel di daerah Puncak. Aku yang mengajaknya. Meskipun semula ia menolak ajakanku dengan halus, tapi akhirnya aku berhasil mengajaknya bermalam di itu kami berangkat dari Jakarta sekitar jam 9 pagi. Selama perjalanan kami mengobrol dan bercanda tentang berbagai hal, bahkan kadang-kadang menyerempet ke masalah-masalah yang intim, karena kami sadar bahwa kepergian kami ke Puncak memang untuk itu. Begitu tiba di dalam kamar hotel, tubuh Maryati langsung kudekap dan kuciumi ia dengan mesra. Ia membalasku dengan ciuman yang tak kalah hangatnya. Cukup lama kami berciuman dalam posisi berdiri. Senjataku pun sudah lama berdiri sejak mulai masuk lobby hotel tadi, karena terus membayangkan kejadian yang bakal terasa berdegup keras sekali. Kurasakan pula debaran jantung Maryati pada tanganku yang merayap-rayap di sekitar dadanya. Memang baru pertama kali inilah kami berbuat agak jauh. Bahkan bisa dipastikan kami akan lebih jauh ini kami hanya sebatas berciuman. Itupun baru kami lakukan sebanyak dua kali dan dalam suasana yang tidak mendukung. Yang pertama terjadi di gedung bioskop dan yang kedua waktu aku mampir ke kantornya dan sempat masuk ke ruang kerjanya. Sehingga pada kedua kesempatan itu kami tak leluasa untuk saling kali ini, kami bisa saling menyentuh, meremas dan melakukan apa saja dengan bebasnya. Tanganku berulang-ulang meremas gemas bongkahan pantatnya, karena bagian tubuhnya itulah yang selama ini paling kusukai tapi paling sulit kujamah. Sedangkan ia asyik menelusuri dadaku dan mengusap-usap bulu yang tumbuh lebat di sana. Barangkali bagian tubuhku itulah yang selama ini disukainya tapi sulit disentuhnya. Dia memang pernah mengomentari tentang bulu dadaku yang memang bisa terlihat jelas bila aku memakai kemeja itu kami akhirnya melakukan sesuatu yang sudah lama kami pendam. Terus terang kami melakukannya dengan terburu-buru dan cepat. Bahkan pakaian tak sempat kami buka semua. Maryati masih mengenakan rok dan blusnya. Hanya saja blusnya sudah terbuka, demikian pula dengan BH-nya, sudah terkuak dan menonjolkan isinya yang bulat padat itu. Sementara rok hitamnya sudah kutarik ke atas pinggangnya dan celana dalamnya sudah kulepas sejak dari tadi. Aku sendiri masih berpakaian lengkap, hanya beberapa kancing bajuku sudah terlepas bahkan ada yang copot direnggut oleh tangan Maryati. Sedangkan celana jeans dan celana dalamku tak sempat lagi kulepas, hanya ikat pinggang dan ritsluitingnya saja yang kubuka. Sehingga batang kemaluanku bisa langsung kujulurkan begitu saja dari celana dalamku yang juga tak sempat Maryati kutelentangkan di atas ranjang dan aku langsung melakukan penetrasi. Tanpa ba bi Bu lagi aku segera tancap gas. Menusuk sedalam-dalamnya dan mulai berdua seperti balas dendam. Segera ingin mencapai puncak. Suara erangan dan lenguhan terdengar bersahutan dengan nafas kami yang saling memburu. Kami benar-benar bermain agak liar. Mungkin karena sudah lama saling memendam birahi. Sehingga saat itu kami lebih tepat disebut sedang bermain seks daripada bermain permainan kami selesaikan dengan cepat. Kami tak sempat melakukan variasi atau posisi gaya yang macam-macam. Cukup gaya konvensional saja. Yang penting kami berdua bisa mencapai puncak kenikmatan. Maka begitu Maryati sudah mendapat orgasmenya, aku langsung menggenjotnya dengan semangat dan tak lama kemudian aku pun mengerang seiring dengan muncratnya cairan kenikmatan dari batang kemaluanku dalam tubuhnya, lalu merebahkan badanku memeluk tubuh Maryati dengan nafas tersengal-sengal. Ia membalasku dengan mengusap-usap rambutku dan menciumi kepalaku. Kami lalu berciuman dengan lumatnya."Aku mandi dulu ya Mas.." tiba-tiba Maryati melepas pagutannya dan beranjak dari posisi aku masih ingin berdekapan. Tapi segera kuikuti langkahnya menuju kamar mandi. Kulihat ia mulai melepas sisa pakaiannya. Aku memandangnya sambil bersandar pada pintu kamar mandi. Bibirnya terus tersenyum membalas pandanganku yang terus lekat selama ia melepas pakaiannya satu persatu. Sementara aku melongo menyaksikan striptease gratis di depanku. Sampai akhirnya ia benar-benar bertelanjang kali ini aku melihat tubuhnya dalam keadaan benar-benar polos. Selama ini aku hanya bisa membayangkan bagian-bagian tertentu dari tubuhnya. Kini aku bisa melihat semuanya. Terpampang jelas."Mau gabung?" katanya menggoda. Dan aku memang tergoda. Langsung kucopot pakaianku yang sebagian besar sudah setengah terbuka lalu sengaja kusisakan celana dalam saja. Aku langsung menuju ke arahnya. Lalu kembali kami berciuman. Tangannya langsung meremas-remas milikku yang sudah agak lemas dan masih terbungkus celana dalam itu. Sementara aku pun sibuk memainkan puting susunya dengan jari-jariku. Permainan seperti ini sebenarnya pernah kami lakukan. Hanya bedanya kali ini kami melakukannya dalam keadaan tubuh telanjang."Mas.." bisiknya di sela-sela acara saling memagut dan meremas."Ya, sayang?" balasku."Sudah kuduga, punya Mas Iskandar pasti gede.""O ya?""Ya", sambil tangannya meremas kuat milikku. Aku mengerang tertahan, enak."Aku juga sudah menduga.." kataku sambil mengarahkan jariku ke sela-sela pahanya."Apa?" tanyanya."Punya Dik Mar pasti legit..""Kayak apa sih yang dibilang legit itu?""Ya kayak tadi", jawabku sambil menusukkan jari tengahku ke celah bibir kemaluannya. Terasa agak seret tapi lentur dan sedikit lengket. Itulah mulai terangsang. Milikku pelan-pelan mengembang dan mengeras. "Masshh.." ia mulai merintih ketika sambil tanganku bermain di bawah sana, mulutku juga mulai merambah telinga, leher dan berhenti di ujung buah dadanya yang telah mengeras. Jilatan dan isapan mulutku makin membuatnya merintih-rintih tangannya kini sudah menelusup masuk ke celana dalamku dan meremas-remas isinya dengan gemas. Membuatku makin tegang dan ingin segera menyetubuhinya lagi."Mau lagi?" tanyaku agak berbisik. Ia mengangguk."Sekarang?" tanyaku lagi. Dan ia mengangguk kami melakukannya lagi di dalam kamar mandi. Bahkan kami tak sempat mandi lebih dahulu sesuai rencana semula. Tapi kali ini kami ingin bermain cinta, tidak semata-mata main seks seperti tadi. Semua berawal ketika ia melepaskan celana dalamku dan lalu memintaku untuk segera menusuknya. Segera kuangkat dan kududukkan tubuhnya di atas meja wastafel. Lalu dalam posisi berdiri aku langsung menghujamkan kejantananku ke sela-sela pahanya yang segera dibukanya lebar-lebar. Kami berdua kembali bernafsu. Bibir kami saling melumat dan tangannya langsung merangkulku erat-erat. Sementara pinggulku spontan menyentak-nyentak, mengayun dan menghujam dengan liarnya. Gerakan yang sudah lama tak Maryati pun sepertinya sudah lama tak menikmati permainan cinta seperti ini. Kedua kakinya melilit pinggangku dengan ketatnya. Kedua tangannya terus mencakar punggungku bila dirasakannya aku menusuknya terlalu dalam. Kudengar mulutnya mendesis dan melenguh bergantian. Aku sendiri hanya bisa mendengus dan menahan agar tak keluar terlalu cepat."Mass Iss.. Mass Isshh.." ia mulai memangil-manggil namaku. Sepertinya ia sudah mau orgasme. Maka aku terus mempergencar gerakanku. Kurengkuh kedua pantatnya dan kutekan ke depan sehingga membuat batang kemaluanku makin melesak dalam liang surganya. Berkali-kali kulakukan gerakan itu sehingga makin membuatnya meneriakkan namaku berulang-ulang. Akhirnya kurasakan badannya menggigil hebat dan mulutnya merintih panjang. Orgasmenya datang. Cukup cepat menurutku, seperti waktu kami main di ranjang tadi. Ia ternyata memang cepat aku menghentikan gerakanku. Kubiarkan Maryati menikmati sendiri puncak birahinya. Aku mencoba membantu menambah kenikmatannya dengan cara menjepitkan jempol dan telunjukku pada kedua puting susunya dan melintirnya pelan-pelan. Bola matanya sayu menggantung, meresapi rasa nikmat yang tengah melanda sekujur tubuhnya. Tangannya mencengkeram erat bahu dan punggungku. Sementara kakinya makin kuat menjepit, sebelum akhirnya pelan-pelan mengendor. Nafasnya kini mulai satu-satu."Enak Dik?" tanyaku nakal."Enak.. Mas.. enak sekali.." jawabnya masih dengan nafas satu-satu."Mas Iskandar belum keluar?" lanjutnya sambil matanya melihat sebagian batang kemaluanku yang masih tertancap di jepitan pahanya."Belum dong. Ini kan ronde kedua", kataku sambil tersenyum. Sebenarnya aku tadi juga hampir muncrat. Meskipun ronde kedua, tapi aku agak tak kuat juga menahan laju birahiku yang sudah lama tak tersalurkan. Tapi untuk permainan kali ini aku berusaha menahan sekuatnya. Karena ini benar-benar pengalaman pertamaku bermain cinta dengannya, harus sip. Pelan-pelan pinggulku mulai kugoyang lagi. Kutatap matanya lekat-lekat sambil terus kugerakkan pinggul dan pantatku maju mundur. Ia kembali tersenyum merasakan gerakanku yang sengaja kubuat pelan tapi mantap. Diaturnya posisinya sehingga aku bisa melakukan tusukan lebih kami berdua bekerja sama mencapai puncak kenikmatan. Kukocok-kocokkan terus batang kemaluanku dalam liang senggamanya. Sementara bibirku sibuk menelusuri telinga dan lehernya dengan ganas. Ia sampai menggelinjang ke sana ke mari karena kegelian. Punggungnya lalu terasa menegang ketika mulutku mampir ke buah dadanya dan mulai bermain-main di situ. Putingnya yang coklat dan menonjol besar itu kini menjadi bulan-bulanan lidah dan bibirku. Kubuat beberapa cupang merah di gundukan kedua bukit dadanya. Mulutnya memintaku untuk terus menyedot susunya. Dan aku melakukannya dengan senang akhirnya bobol ketika secara pelan-pelan kurasakan batang kemaluanku terasa dijepit oleh dinding yang makin menjepit dan berdenyut-denyut. Beberapa saat kunikmati sensasi itu. Sensasi yang sudah lama tak pernah kurasakan. Tampaknya Maryati hampir mendapatkan orgasmenya yang kedua. Maka dengan perlahan-lahan penuh konsentrasi aku mulai mengayun pinggulku, mengayun dan terus mengayun, dan akhirnya menjadi gerakan menyentak-nyentak yang makin lama makin kuat. Membuat tubuh Maryati terlonjak-lonjak. Beberapa kali kutekan pantatku kuat-kuat ke depan. Menusuk dan mengocok. Dan pada tusukan yang kesekian, mulailah muncul rasa geli yang berdesir-desir pada pangkal kemaluanku. Makin lama desiran itu makin kuat, makin geli, makin enak, makin aku tak kuat lagi menahan desakan cairan yang terasa mengalir dari kemaluanku yang kemudian meluncur sepanjang batang kemaluanku sampai akhirnya menyemprot kuat berkali-kali dari lubang kecil di ujung kepala kemaluanku. Cairan kental hangat itu makin melicinkan dinding liat milik Maryati sehingga memudahkan gerakan-gerakan yang mengiringi ejakulasiku. Dan gerakan-gerakan yang kubuat ternyata telah memicu kembali puncak birahi Maryati. Akhirnya yang terdengar adalah erangan kami berdua, saling bersahutan. Lalu diam. Tinggal suara dengusan nafas kami yang tadi tak sempat mandi sesuai rencana semula, tapi tubuh kami kini benar-benar telah basah karena keringat. Berdua kami berpelukan meresapi rasa nikmat yang sudah lama tak kami mau mencabut milikku, tapi dengan gaya manja Maryati melarangku. Ia lalu malah menciumku dan memintaku untuk menggendongnya ke arah shower. Dililitkannya kedua kakinya pada pinggangku lalu dengan batang kemaluan masih terselip di selangkangannya, kugendong tubuhnya menuju shower. Selanjutnya kami pun mandi bersama. Malam harinya kami mengulang kembali kejadian siang itu dengan permainan yang lebih pengalaman pertamaku dengan Maryati. Pengalaman pertamaku bermain cinta yang sebenarnya dengan seorang wanita yang kusukai sejak aku menduda setahun yang lalu. Hari-hari selanjutnya aku dan Maryati sudah bagaikan suami isteri yang sah saja. Tak jarang ia menginap di rumahku atau sebaliknya. Hubungan kami sangat hangat dan mesra. Bahkan menurutku lebih mesra dibandingkan dengan mantan istriku yang dulu sebenarnya aku tak ingin membuat perbandingan, tapi itu sulit kuhindari dan memang demikianlah kenyataannya.Bersambung ke bagian 02

1501 Negeri jiran. Bila sebut sahaja malam pertama, pasti kalian semua akan membayangkan dua mempelai yang asyik merayakan diri sebagai "Raja Sehari". Setelah penat melayat sanak dan saudara di siang hari, maka saat yang ditunggu-tunggu untuk merasai kenikmatan malam pertama pasti dinantikan. Namun apa yang ingin aku kongsikan bersama pembaca

Kisah Dewasa Malam Pertama Kawin Paksa Kisah Dewasa Malam Pertama Kawin Paksa - Ini adalah cerpen panas terbaru tentang seorang pria yang terpaksa menikah dengan cewek yang sudah punya pacar dan tidak mencintainya. Silahkan dibaca dengan istri orang "Wee Jangan ngikutin aku terus kenapa sih!!!" "Ge eR banget lho jadi cewek, orang mobilku parkir didepan sana." Sejenak aku terlibat perang mulut di halaman parkir suatu Mall dengan seorang wanita muda yang sebenarnya sudah jadi temanku sejak kecil. Bahkan ayah kami teman akrab. Cuma dari dulu aku dan dia kerjanya beranteeeem mulu. Trus selalu bersaing di hampir semua bidang. Sama2 stubborn. Ga ada yang mau ngalah. Oh iya, cewe yang kumaksud namanya Hana. Umurnya 22 tahun, sama denganku dan juga bekerja di perusahaan yang sama denganku. Orangnya Cantik, manis, dan kulitnya juga putih bersih. Dulu aku ngeledek dia dengan julukan Papan gilesan, abis bodinya datar banget. Tapi semenjak SMA, aku ga bisa lagi ngejulukin dia kayak gitu lagi. Soalnya bodinya jadi montok sana sini. Bahkan kalo ngeliat sekilas aja, rasanya bedilku langsung naik. Padahal kalo dulu, pengen ngeliatpun nggak. Tapi biarpun gitu, sebenarnya aku sudah lama juga memendam rasa cinta ke Hana. Tapi dasar apes, aku telat beberapa langkah. Dia sekarang pacaran sama Yota, yang notabene adalah musuh gengku waktu SMA dulu. Kayaknya poin yang bikin aku kalah saing adalah, Yota itu ortunya tajir abis. Biarpun ortuku juga lumayan tajir, tapi tetap aja ga setajir ortunya Yota. Dan kelihatannyanya, Hana juga ga ada nyimpan perasaan apa2 buatku. Tapi tetap aja aku ga bisa ngilangin rasa cintaku ke dia. Tapi suatu hari, ada peristiwa yang benar2 merubah hidupku dan Hana. Ayahnya Hana tiba2 jatuh sakit, dan lumayan parah. Sudah dibawa berobat sana-sini, tetap aja kondisinya tak membaik. Kabarnya karena komplikasi. Dan akhirnya sampai pada suatu saat Om Santo ayah Hana seperti sudah berada di ujung nyawanya. Seluruh keluarganya larut dalam haru. Hana, ibunya, dan adik2nya. Bahkan keluargaku yang ikut menjengukpun juga. Aku hanya bisa terdiam dan turut sedih melihat kondisi om Santo. Soalnya orangnya sudah begitu baik padaku bahkan sejak aku kecil dulu. Om Santo OS Papa udah ga kuat lagi, Ma! Tante Santo TS Papa jangan ngomong gitu, dong PaMama juga ga kuat jadinya. OS Tapi bener2 sakit rasanya, Makayaknya waktu Papa udah ga lama. Hana Papa jangan ngomong gitu, dong. Hana belum siap pisah dari Papa. OS Ah, Hana. Manusia pasti akan mati, toh. Tapi paling tidak, kamu mau, kan mengikuti satu aja permintaan Papa. Jadi kalo papa pergi pun sedikit ringan jadinya. Hana Apa permintaan Papa? Hana pasti turutin, kok. OS Janji? Hana Janji, Pa! OS Menikahlah dengan Joshua aku! Hana kaget buka kepalang. Apalagi aku!. Bahkan sepertinya semua orang di ruangan itu ikut kaget. Hana Tapi, pa! Hana, kan OS uupskamu, kan udah janji bakal nurutin semua keinginan Papa. Papa sudah dari dulu ingin menjadikan Joshua sebagai menantu Papa. Orang yang bakat gantiin papa ngurusin kamu. Kamu mau, kan, Josh! Josh EeemmanuKalo memang itu keinginan terbesar Om, aku pasti nurutin, kok Om! OS hoobagus lah Kulihat Hana hanya tertunduk sambil menangis. Aku bisa paham kalau dia tidak menginginkan hal ini. Tapi mau bagaimana lagi. Ini permintaan terakhir Papanya. Kemudian Om Santo tertidur karena lelah. Kami semua disuruh perawat untuk keluar ruangan agar Om Santo bisa lebih santai. Di luar, keluargaku dan keluarga Hana tampak merundingkan hal tadi. Sementara terjadi perbincangan antara aku dan Hana. Hana Josh! Aku sama sekali ga mau nikah sama kamu! Ini cuma karena Permintaan terakhir papaku aja! Jadi jangan harap aku bakal jadi cinta sama kamu Josh Hoi hoiemangnya aku mau nikah sama kamu!! Aku mau juga karena Om Santo yang minta! Hana Oke!! jadi kalo gitu setelah 4 bulan Nikah, Aku bakal Minta cerai sama kamu! Kalo perlu langsung talak tiga! Josh Kaget Terserah!!! Sebenarnya aku langsung uring-uringan mendengar permintaan Hana. Padahal kesempatan hanya satu kali ini. Aku bisa bersatu dengan orang yang kucinta. Aku harus segera menyusun rencana agar Hana tidak lepas jadi sedikit kacau. Aku dan keluargaku sibuk mempersiapkan segala keperluan pernikahan. Sedangkan Hana bertengkar dengan Pacarnya. Tapi setelah dia menjelaskan rencananya, keadaan mereka kembali mereda. Pernikahanpun dilakukan didepan Om Santo yang kondisinya semakin memburuk, dengan harapan, hal ini akan membuat kondisinya membaik. Selama akad nikah dan resepsi, Hana sama sekali tidak tersenyum. Padahal aku sudah menyuruhnya senyum, soalnya takut ga enak diliat tamu, tapi dia ga peduli. Anehnya, setelah pernikahan kami, kondisi Om Santo naik drastis. Sekarang bahkan sudah bisa duduk dan memberi restu kepada malam pertama, Malam yang kutunggu-tunggu berikut cerita dewasa malam pertama kami. Hana IiiiihhApaan sih nempel-nempelsana!!! Josh yeeekamu yang apaan! kita ini kan suami istriJadi kalo malam pertama gini ya lakukan yang selayaknya suami istri lakukan. Hana Ih!! Ga sudi!! Eh, ingat yakita ini cuma nikah pura2. Toh ga lama aku bakal cerein kamu! Aku tidak mendengarkan ucapannya. Aku tetap memaksanya melayaniku, tapi dia juga bersikeras menolak. Akhirnya aku kesal lalu pergi keluar kamar. Aku hanya duduk di balkon sambil merokok. Hal ini sudah berlangsung selama seminggu. Om Santo sudah pulang ke rumah. Tapi kali ini dia menginap dirumahku, biarpun hanya bisa berada ditempat tidur saja. Karena menganggap Om Santo lebih berpengalaman, akupun minta Advise om Santo. Aku menceritakan semua keluhanku. Dan Om Santo yang sekarang kupanggil Papa juga memberiku berbagai saran yang sebenarnya sudah kulaksanakan tapi tetap tak berhasil. Josh Pakalo aku sedikit kasar sama Hana gimana? OS eh, jangan! Ga boleh kasar sama Istri! Josh Bukan gitu Pa. Maksudnya kalo aku sedikit lebih maksa dengan sedikit kenekatan gimana? OS Tapi kamu ga sampe ngelukain istri kamu, kan?! Josh Ya ga lah Pa! OS Oketerserah kamu lah, NakYang penting nantinya dia bisa dekat sama kamu. Josh Oke, PaMakasih. Malam ini aku sengaja tidak mendekati Hana sama sekali. Esok malamnya aku kembali memintanya melayaniku. Dan lagi2 dia menolak. Aku tersenyum sinis. Segera kukunci pintu kamar, dan aku kembali mendekati Hana. Kali ini aku membekap dan menahan tubuhnya erat2. Lalu Aku ambil selendang yang kutaroh di sakuku dan kugunakan untuk mengikat tangannya ke besi kepala tempat tidur. Josh HokeeeSekarang kamu ga bisa apa2, kan?! Hana Josh! Kamu mau apa?! Lepasin aku!! Ato aku bakal teriak!!! Josh Teriak?! hahamau teriak apa?! Aku Diperkosa! gitu? Semua orang sekitar sini juga tau kalo kita suami istri!! Hana Pokoknya lepasin aku!! Aku ga sudi kalo harus ngelayani kamu! Josh Kamu bilang ga mau pun sekarang kamu ga bisa apa2! Terima aja!!! Aku mulai menindih tubuhnya dan mencoba mencium bibirnya. Hana terus menghindar. Aku menggenggam kepalanya agar tidak bergerak dan mencium bibirnya. Aku melumat bibirnya dengan penuh Napsu! Ciumanku turun ke leher. Hana mulai sedikit janganplis josh!ngghh. Sementara mulutku bermain di lehernya, tanganku mulai bermain di dadanya. Aku meremas2 dadanya dengan kedua tanganku. Desahan Hana makin menjadi-jadi. Kemudian dengan sedikit kasar aku merobek piyamanya. Ternyata Hana tidak memakai Bra. Dada Bulat padat nan indah itu kini terpampang di depan mukaku. Aku mulai memainkan putingnya yang merah muda itu dengan jariku. Dan kadang sedikit ku pilin. Lalu aku mulai menjilati dan menciumi daerah sekitar putingnya. Trus aku menjilati putingnya dan menghisapnya seperti bayi. aaaaahhhhmmmmmhhjangan, josh! pliiissmmmhh. Hana terus berusaha menyuruhku berhenti meskipun desahannya semakin kuat dan semakin menaikkan napsuku. Aku berpindah dari dada yang kiri ke dada yang kanan. Sementara itu tangan kananku mulai merogoh ke dalam celananya. Hana berusaha menahan dengan menjepit-jepitkan pahanya. Tapi itu justru membuatku lebih bersemangat lagi. vagnanya terasa basah dan ininolak2 tapi basah juga!, kataku kepadanya. Hana hanya diam dan mulai meneteskan air mata. Kutarik tanganku keluar dari celananya. Akupun menarik celananya ke bawah dan melemparnya entah kemana. Dan ternyata, hana juga tidak pakai celana dalam. Sehingga vagnanya yang mulai menyembul terlihat jelas. Hana Lalu menutupinya dengan mengapit kedua pahanya. Aku tersenyum kepadanya lalu membuka kakinya kembali. Aku mulai menjilati bagian belakang lututnya. Hana tampak menikmati. Lalu jilatanku terus turun ke Paha dan Sampai ke vagnanya. Aku memainkan Klitorisnya dengan Hidungku. Lalu menjilatinya. Tubuh Hana mulai kejang. Desahannya tertahan dan dia sedikit menaik-naikkan pinggulnya. Aku semakin bersemangat melihatnya. Tak hanya menjilati, aku bahkan menghisap-hisap setelah puas dengan vagnanya, Aku segera bangkit dan membuka baju kaosku. Hana sedikit kaget melihat bodiku. Memang, sih aku rajin fitness juga dengan teman satu gengku. Akupun menurunkan resleting celanaku, lalu membuka celanaku beserta celana dalamnya. pensku sudah tegang dan terhunus ke depan. Kali ini Hana lebih kaget lagi. Ia berusaha menarik tubuhnya ke atas, dan menutupi vagnanya dengan kakinya. Aku menyusulnya lalu melebarkan kembali kakinya. Hana Berusaha berontak. Josh! Aku bener2 Mohon, Josh! Jangan!! aaaaaaaahhhhhh!!. Aku terlanjur menusukkan pensku ke dalam vagnanya. vagnanya terasa sangat sempit. Aku merasakan kenikmatan yang sangat besar, sementara Hana terus berteriak. Kulihat kembali ke bawah. Tampak darah merembes keluar. Jelas aja aku kaget. Masa bos preman kayak Yota tak bisa merebut keperawanan Hana. Aku betul2 senang. Aku mulai menggerakkan pinggulku. Hana kembali mendesah. Sedikit demi sedikit aku menaikkan kecepatan pinggulku. ngaaaaaaaahhh. aaaaaaaaaahhhh jooooshh . Kali ini Hana hanya mendesah tanpa memintaku untuk berhenti. Perlahan tapi pasti aku mencapai kecepatan maksimal. Kalo dihitung, Hana sudah 3 kali kubuat orgasme. Olahraga rutin membuat staminaku cukup besar dan tahan lama. Setelah sekitar 45 menit aku terus menggenjot vagnanya. Hana seperti kehilangan kesadarannya. Akupun akhirnya sampai pada batasku. Genjotanku semakin kencang, dan akhirnya spermaku menyemprot deras keluar memenuhi vagnanya, bahkan ada yang merembes keluar. Badanku sedikit lemas dan aku menjatuhkan badanku disamping Hana. Aku melepas ikatannya lalu menciumnya dan berkata, Heikita bakal punya anak!. Air matanya semakin keluar lalu ia memalingkan wajahnya dariku dan menangis. Aku hanya bisa terdiam. Yang kulakukan tetap tak mengubah sikapnya. Kemudian aku sedikit menjauh dan kemudian paginya aku segera siap2 pergi ke kantor. Jatah cuti dua minggu yang diberikan atasanku tidak kuambil penuh karena toh aku tak bisa bersenang-senang. Aku menelfon atasanku dan mengatakan aku akan masuk kerja hari ini. Atasanku sedikit heran. Om Santo yang rencananya akan pulang pagi ini pun menanyakan hal itu. OS Gimana, josh? Josh haaah menghela nafaskayaknya ga berhasil, Pa! Dia tetap aja ga keliatan senang OS Ya udah sabar ajananti juga mau tak mau dia bakal deket sama kamu. Papa juga dulu sedikit maksa sama mamanya Hana, kok. Dan hasilnya Josh oh..hahagitu ya Pa. Ya udah, hati2 di jalan, ya, Pa! Papa dan mamaku mengantar Om santo dan istrinya pulang. Dan aku bersiap pergi ke kantor. Tapi ketika aku melintas di depan kamarku, Hana yang hanya mengenakan piyama tanpa celana berdiri didepan pintu dan terus menatapku. Josh heiyang tadi malam, maaf ya. Aku udah kasar. Tenang aja, aku juga bakal ngurus perceraian itu, kok. Akupun segera berbalik hendak keluar rumah. Tapi tiba2 Hana memelukku dari belakang. Pelukannya semakin erat dan diapun menangis. Hana Seharusnya aku yang minta maaf, Josh! Aku bener2 bodoh! Aku dari kemarin terus berusaha menjauh darimu, padahal aku ini Istrimu. Aku tau kamu betul2 cinta sama aku. Tapi aku terus mengharap orang yang belum tentu cintanya kayak kamumaaf, ya JoshAku ga mau kamu ceraikanAku mau jadi istri yang baik buat kamu. Dan aku terdiam dan betul2 senang mendengar kata2nya. Josh Hanaaga usah kayak gitu banget. Aku maafin kamu, kok. Oke, aku ga bakal cerein kamu. Tapi gimana dengan Yota? Hana Itu bisa kuurus, kok Josh oke dehAkupun mencium bibirnya dan sejenak kami larut dalam ciuman itu. Hana Eh, udah mau ngantor? Bukannya masih ada 5 hari lagi? Josh ah, rencananya sih emang pengen ngantor hari ini. Hana Aku bikinin teh dulu, ya Josh Ohboleh2 Aku betul2 senang. Hana sudah mulai berusaha jadi istri sepenuhnya. Aku hanya memperhatikan Hana meracik teh untukku dari meja makan. Melihat bodinya yang hanya berbalut piyama tipis tanpa bawahan dari belakang membuat napsuku tiba2 naik. Setelah selesai meracik tehnya, Hana tak segera menghantarkannya padaku, ia hanya memegang cangkir berisi teh hangat itu dan tersenyum menggodaku dari meja dapur itu. Aku jadi makin ga lalu meletakkan tehnya kembali ke meja dapur, lalu ia naik dan duduk di atas meja dapur dengan posisi kaki menyilang. Ia menumpu satu tangannya ke belakang dan tangan satunya mulai membuka kancing piyamanya satu persatu dari atas sambil senyum2 menggodaku. UAAAAAARRRHHH!!! Aku udah ga tahaaaaaaaaaaann!!! Akupun segera menyambar Hana! dan kayaknya hari ini musti bolos ngantor. Sisa cuti 5 hari ini akan kuminta kembali kepada bosku dan harus kugunakan sebaik-baiknya!

CeritaDewasa - Statusku sekarang sudah mempunyai teman hidup. Setelah sekian lama kita menjalin relasi tanpa tanda yang formal dari KUA akhirnya cepat tadi lebih kurang pukul 08. 00 disaksikan orang tua, dua saksi sah > Masterkiu
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain. Siapa bilang nikah mudah itu enak?Nggak enak, gue bukan karena diusir, udah nyerah sama pernikahan ini. Masalahnya, gue gak bisa masak, gak bisa bersihkan rumah, lah ini Troy gak nyewa pembantu, malah gue disuruh jadi babu."Saya tidak punya uang untuk menyewa pembantu. Lakukan tugas kamu sebagai istri dengan baik."Gue tahu bener, selain menyebalkan Troy juga medit, perhitungan bangat sama uang goceng. Lebih parahnya malam pertama nikah diberi makan indomie goreng. Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain. Jadi ini cerita baru ya. Semoga suka sama cerita ini.🌹Visualnya TROY Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain. Visual PRAWITA GANTARA Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain. Mungkin kalau gak mau bayangin pakai visual ini, suka-suka kalian bayangin kayak gimana😊😊 Ceritadewasa malam pertama ini mengisahkan seorang suami yang masih lajang menikahi wanita yang sudah pernah 10 kali menikah. Ia adalah suami ke 11-nya. baru saja menikah dengan seorang wanita muda yang cantik seksi dan elegan yang sebelumnya sudah bercerai dari 10 suami. Pada malam pernikahan mereka, kata istrinya kepada Badu, suami ke-11
Sepasang pengantin baru menikmati makan malam yang indah dan romantis. Mereka sedang menjalani malam pertama di hari pernikahan. Di mana, antara suami dan istri tersebut sebelumnya tidak pernah saling kenal. Dua insan beda jenis itu sangat paham hukum Allah. Yakni, tentang memulai hubungan nikah harus dengan cara halal dan makruf. Tak ada dalam kamus mereka sebelum nikah saling berdekatan apalagi pacaran. Masing-masing tak pernah saling bersentuhan dengan yang bukan mahram. Tentu hal itu, seharusnya membuat malam pertama mereka menjadi momen yang tak terlupakan. Jadi hal yang paling berkesan. Sayangnya, karena tak ada ta'aruf syar'i yang mendalam menyebabkan pasangan itu tak saling tahu karakter masing-masing. Barangkali mak comblangnya juga tidak begitu tahu sifat masing-masing pengantin. Hanya melihat keluarganya. Ternyata, antara mereka berdua memiliki karakter berbeda. Sang istri memiliki sifat penyayang, patuh pada suami, serta sifat-sifat salehah lain juga dimiliki. Adapun suaminya punya perangai temperamental. Mudah naik darah. Saat itu si suami dipenuhi angan-angan, setelah makan malam usia mereka bakal menikmati malam pertama hingga dini hari. Nyatanya, impian tersebut buyar. Ketika sedang menikmati hidangan, ada pintu diketuk. Dengan reflek istri menoleh ke arah pintu. Tahu akan hal itu suami berucap dengan nada agak meninggi "Siapa ya kira-kira, bertamu pada malam hari sangat larut seperti ini, yang mengganggu saja." Sang istri terkaget agak terperanjat. Ia tak menyadari bahwa watak suaminya bisa sekeras itu. Sejurus kemudian perempuan itu menenangkan suaminya. Sambil berkata "Tenang suamiku, coba aku lihat dulu. Siapa gerangan yang ada di depan pintu tersebut." Gadis itu tergopoh-gopoh menuju ruang depan rumah. Terbukalah pintu. Lantas terlihatlah seorang pengemis yang sangat lusuh dengan keadaan gemetaran. Ia menengadahkan tangan ke sang gadis. Pengemis itu memelas "Ibu tolong berikan saya makan, saya lapar sekali." Pengemis itu melanjutkan "Saya kedinginan Bu, sudah beberapa hari ini tidak ada makanan yang masuk dalam perut saya. Izinkan saya untuk meminum seteguk air minum saja. Atau makanan apapun yang bisa Ibu berikan pada saya." Dasarnya memang wanita salehah, sang istri itu tentu merasa iba dan terdorong bersedekah. Ia berniat memberikan makanan yang banyak ke pengemis. Sebab hidangan malam pertama seperti ini menunya memang beragam dan porsi besar. Gadis itu kembali menuju ruang makan. Lalu minta izin suaminya. Ia paham, bahwa untuk shodaqoh sekalipun harus meminta izin kepada sang suami. Itu adalah ajaran perintah agama yang ia ketahui saat ikut pengajian. Ia memohon ke pasangannya "Suamiku, di luar ada pengemis. Dalam keadaan badannya gemetaran. Dia sangat kedinginan dan tampak lapar. Pada malam ini kita sedang berhamburan makanan. Izinkan aku untuk memberikan makan sedikit saja kepadanya." Tanpa diduga-duga reaksi si suami itu beringas. Ia mendobrak meja sembari mengatakan "Sungguh kurang ajar sekali pengemis itu, tidak tahu diri, sudah minta-minta, apalagi di waktu larut malam seperti ini, dia tidak tahu bahwa itu mengganggu orang saja." Tak berlangsung lama dia memerintah istrinya "Wahai istriku, kita sedang menikmati malam pertama, kita sedang menikmati masa-masa indah, lalu diganggu dengan pengemis itu. Usir saja pengemis itu!" Sang istri semakin kaget melihat suaminya yang tak punya akhlak dan pekerti baik seperti itu. Kembali lagi ia mencoba menenangkan pasangannya. "Suamiku, mohon tenang. Itu hanya seorang pengemis yang hanya meminta sedikit makanan dari kita. Berikan saja. Aku mohon padamu." Ia terus mencoba meyakinkan "Dia sangat kasihan sekali keadaannya." Rayuan istrinya itu bukannya direspon rasa iba, justru dengan tangkasnya ia berlari menuju pintu depan. Tanpa basa-basi ia menghinakan pengemis itu dengan kata-kata dan mimik muka. Tak cukup itu, dia memukuli pengemis itu. Lalu mengusirnya disertai kata-kata kasar dan kotor. Lelaki congkak itu melabrak "Kau tidak tahu, makanan yang kami peroleh ini dengan cara kerja keras, makanya kerja keras, jangan asal minta-minta. Dasar pengemis tidak tahu diri." Pengemis itu langsung saja berlari. Ia tak mengira bakal mendapat cacian apalagi pukulan. Sesial-sialnya pengemis, setidaknya akan dicuekkin oleh tuan rumah. Serta paling tidak ditolak dengan bahasa yang tak kasar. Tak lama setelah itu, sang istri hanya bisa menangis sejadi-jadinya. Ia tak pernah menyangka memiliki suami seperti itu. Lebih-lebih ini malam pertama. Malam perkenalan dan mempererat hubungan. Seharusnya saling menahan diri untuk menjaga keadaan. Akhirnya, keindahan malam pertama pasangan pengantin itu luntur akibat ulah suami. Istrinya menangis tersedu terus menerus. Adapun suaminya sudah tidak ada rasa semangat untuk menikmati malam syahdu. Ia beranggapan gara-gara pengemis itu seleranya jadi hilang. Hari berlalu begitu saja. Istrinya makin tersiksa punya suami yang kasar. Baik dari segi bicaranya maupun main tangan. Akhirnya setelah beberapa tahun mencoba mempertahankan bahtera rumah tangga mereka pun ditakdirkan berpisah. Setelah bercerai, perempuan itu mencoba menyendiri. Mengobati rasa sakit bertahun-tahun yang dialami. Baginya perceraian bukan jalan keluar masalah. Namun, bagaimana lagi suaminya tak kunjung berubah. Makin hari makin tak memungkinkan untuk mempertahankan hubungan. Perempuan itu terlarut dalam kesendirian. Ia khusuk beribadah pada Allah SWT. Ia banyak bersedekah. Ia paham sedekah menolak balak. Gayung bersambut, ikhtiarnya dikabulkan oleh Allah. Ia dipertemukan dengan lelaki sempurna yang akan menikahinya. Sosok pria yang kaya raya, baik hati, lemah lembut, serta ciri-ciri orang saleh lain dia miliki. Pendek cerita, sejarah berulang. Tatkala malam pertama pernikahan tiba. Bagaikan memutar kaset rekaman, peristiwa yang dialami perempuan itu muncul lagi. Sepasang kekasih itu menyantap hidangan bersama. Makan malam yang penuh dengan keindahan. Di tengah mereka menyantap makan malam tersebut, tiba-tiba terdengar ketukan pintu. Tahu akan hal itu suami bilang "Lihatlah wahai istriku, siapa yang ada di luar sana. Barangkali orang tersebut sedang perlu bantuan kita." Dengan ringan sang istri berjalan menuju pintu. Ternyata ada seorang pengemis. Langsung saja ia teringat dengan kisahnya yang dialami beberapa tahun lalu. Kemudian ia datang menemui suaminya seraya mengucapkan "Suamiku, di luar sedang ada pengemis yang sedang kedinginan dan kelaparan. Bolehkah kita beri dia makanan?" Berbeda dengan suaminya yang dulu, lelaki itu berkata "Ajak pengemis itu masuk, ajak dia makan, kita saat ini sedang berlimpah makanan. Kita makan bersama-sama di meja ini. Ayo, ajak pengemis itu masuk ke dalam rumah ini." Pengemis itu pada akhirnya masuk dan menuju ruang makan. Mereka makan bersama-sama. Bertiga di atas meja makan. Akan tetapi hal tak terduga terjadi. Sang istri hanya duduk terdiam dan menunduk. Sang suami belum terlalu menyadari keganjilan pada istrinya. Dia terus memakan hidangan di meja. Adapun pengemis tanpa malu melahap makanan hingga kenyang. Setelah itu pengemis meminta izin untuk keluar meninggalkan rumah. Malam indah berdua di kamar akhirnya tiba. Sang istri yang sejak makan malam tadi diam saja memutuskan untuk menyampaikan sesuatu. Ia berjalan menuju kamar dan berkata pada suaminya. Belum juga berkata, air mata sang Istri mengalir tak tertahan. Makin lama makin deras keluar disertai senggukan hingga bahunya berguncang. Tahu akan hal itu suaminya mencoba untuk menenangkan. Dia berkata "Wahai istriku, Kenapa? Ada apa? Apakah pengemis itu melakukan sesuatu terhadapmu? Apa dia menyakitimu? Katakan sesuatu wahai istriku?" Suami itu terus mencoba bertanya. Sebab ia tak sanggup lagi membendung derai air mata belahan jiwanya. Lama kelamaan, akhirnya kondisinya terkendali. Ia berucap "Kau tahu beberapa tahun lalu, saat aku bersama mantan suamiku, aku teringat ada seorang pengemis yang mengetuk pintu rumah, dan apa yang dilakukan suamiku terhadap peminta-minta itu tak sesuai ajaran Islam." Sambil berpegangan tangan sang istri menambahi lagi "Dan akupun sedih atas perilaku tercela mantan suamiku itu. Hari ini aku sangat sedih dan sangat terharu, ternyata engkau dikirim oleh Allah padaku, menjadi suami yang baik. Engkau mau memerikan makan orang miskin." Sang suami sambil membelai bagian tubuh istrinya terus mendengar. Dia menanggapi "Lantas kenapa engkau menangis seperti ini?" Sejenak kemudian istrinya menjawab "Suamiku, kau tahu siapa pengemis tadi yang makan bersama kita? Dia adalah mantan suamiku. Dulu ia teramat kaya raya. Namun memiliki sifat yang dibenci Allah. Aku sedih melihat keadaannya. Ia berubah total. Ia dibalikkan oleh Allah SWT menjadi seperti itu sekarang." Mendapat jawaban dari istrinya, Sang suami menatap wajah pasangannya. Ia pun ikut menangis. Berderai air mata jatuh satu persatu. Menyusul setelah itu dia berkata "Kau tahu siapakah aku ini wahai istriku? Kau menangis sedemikian rupa karena yang menangis tadi adalah mantan suamimu. Dan kau tahu siapa aku? Aku adalah pengemis yang meminta makan di malam pertamamu beberapa tahun lalu." Di tengah terkagetnya sang istri, seakan tak percaya takdirnya, dia melanjutkan "Setelah kejadian itu, aku terus memohon pada Allah dan ikhtiar agar dinaikkan derajatku oleh Allah. Serta mendapat pasangan salehah seperti itu. Lihatlah sekarang, Allah memutuskan kita untuk berjodoh." Tak pelak di malam pertama pengantin itu mereka saling tangis menangis. Mencoba memahami dan mensyukuri ketetapan Allah yang diberikan kepada mereka. Akhirnya sepasang kekasih itu hidup bahagia bersama. Mereka mengarungi rumah tangga dengan ketenangan, kebaikan, dan keindahan. Hari-hari dipenuhi senyuman, keimanan, dan ketakwaan pada Allah SWT. Jodoh dan rezeki memang misteri. TAMAT Disclaimer Tulisan ini didasarkan dari ceramah dari Kiai. Serta dipadukan dengan ceramah Bu Nyai di waktu dan tempat berbeda.
MALAMPERTAMA GOYANGAN PENGANTIN BARU. Cerita Mesum Dewasa - cerita bokep ini adalah cerita mesum ku sendiri.. Perkenalkan nama saya Irwan, saya lelaki yang cukup dewasa karena saya telah berusia 26 tahun, Keadaan saya sekarang adalah seorang pekerja di salah satu perusahaan plastik. Disini saya akan menceritakan tentang kisah sexs saya
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Sesuai janji saya di tulisan terdahulu, bahwa akan ada serial kisah tentang serunya dan nikmat luar biasanya malam pertama sahabat saya Dina dengan suaminya kompol Eko, maka di kesempatan ini saya akan bagikan pengalaman malam pertama mereka. Cekidot. Sekedar mengingatkan rekan-rekan, sesuai dengan tulisan yang telah saya publish tanggal 22 October 2013 jam 1828 WIB dengan judul 'Cerita Dewasa ; Malam Pertama Pengantin Baru' malam pertama hari pertama Eko dan Dina mengalami kegagalan, pertumpahan darah urung terjadi, karena Kompol Eko mendadak ada tugas harus ke kantor gara-gara Dina menceritakan pernah 'menembak' kangmas Kartono, sementara Eko sudah berjanji tidak akan marah jika Dina menceritakan hal tersebut. Berikut adalah cerita hari kedua malam pertama Dina dan suaminya kompol Eko yang juga gagal berakhir dengan pertumpahan darah perawan Dina, cekidot D untuk Dina, E untuk Eko ; E dik, maafkan mas yah kemarin mas tinggal ke kantor D gpp mas, namanya tugas, mau bagaimana lagi? E kita coba lagi malam ini yah dik D iya mas, aku juga sudah gak tahan, seharian ini aku membayangkan alat kenikmatan mas menembus alat kenikmatan aku. Kata teman-teman rasanya Ruarrr biasaaa. Apalagi kalo sampai berkali-kali multiple orgasms dan sampai puncak klimaks big O. E siapa teman-temanmu yang cerita dik? D ada beberapa mas E siapa aja dik? D memang penting yah mas untuk tahu siapanya? E penting gak penting dik, aku pingin tahu aja. D mau tahu aja atau mau tahu banget? E mau tahu aja D ya udah, aku gak perlu cerita E mau tahu banget deh? D beneran mau tahu banget? Tadi katanya mau tahu aja? E bener dik. Mau tahu banget. D Tahu bandung atau tahu sumedang? E duhhh.. Kamu ini gemesin yah dik tangan kompol Eko mencubit manja pantat istrinya Dina. Bukan tahu bandung, bukan tahu sumedang, aku mau 'Tahu'nya Dina, yang sepertinya lembut, manis dan nikmat. D itu pasti mas, tenang aja, gak akan kemana-mana, kan sudah jadi milik mas. E ayo beritahu dik, siapa aja teman-temanmu yang cerita hal itu. D baiklah mas. Yang pertama cerita namanya Tamzi, dia teman SMP-ku, kata dia, malam pertama itu jangan pernah takut, sakitnya hanya di awal-awal saja berikutnya nikmat luarrr biasaaa. Kalo sudah berhasil menembus, pasti ketagihan. E tamzi cuma cerita aja kan? D iya mas, memang mau ngapain? E takutnya kamu bingung, terus Tamzi praktekan supaya kamu gak bingung. D duhh Mas, gimana sih. Tamzi itu udah ku anggap seperti kakak sendiri, dia sering kumanfaatkan buat antar aku kesana kemari, dan dia selalu bersedia, lumayan mas daripada naik taxi atau ojek, mending diantar kak Tamzi, gratis. E baik yah Tamzi, koq sekarang gak ada kabarnya, kemana Tamzi? D menangis tiba-tiba hik.. Hik.. Hik.. Kak Tamzi sekarang di rutan salemba mas, dia ditangkap warga, digebukin dan diserahkan polisi gara-gara ngintip nenek-nenek mandi di bantaran kali. 1 2 Lihat Lyfe Selengkapnya
CeritaNikah Muda - Setiap pasangan punya cerita masing-masing gimana mereka yang awalnya orang asing satu sama lain, seiring waktu tiba-tiba jadi jatuh cinta. Ada pepatah dari mata turun kehati, kalau kata quotes dari tanah jawadwipa " Witing tresno jalaran soko kulino ", rasa suka yang tumbuh karena sering bertemu.
Judulnya huehuehue 🌚🌚 Terdapat konten ambigu dan menjurus ya gan! . "Aku pergi mandi dulu, ya?" "Hm" Santai saja Haechan membalas. Tak mau lama-lama melihat Mark yang sudah topless dengan bibir bengkak dan sudut bibir luka. Omong-omong, ini sudah pukul 10 malam di kediaman mansion keluarga Lee Jaehyun. Para tamu undangan, kolega dan teman-teman mereka sudah pada kabur setelah di usir Papa Jaehyun. Teriakkan 'huuuu... paman tak seru', 'Kan aku mau jadi juru kamera', 'Penasaran pembobolan pertama gan!', Sampai teriakan dari ayah Taeil yang menambah seru 'Entar turunin Link ya, Gan!' membuat Haechan malu setengah mampus. Ada ada saja para undangan yang datang. Seharian ini, semua orang membuatnya sebal. Termasuk Mark, yang sudah resmi menyuntingnya menjadi pelengkap hidup. Cieee~~ Mark itu menyebalkan. Begitu kata Haechan. Mengingat kejadian-kejadian yang dapat membuat Haechan merona parah di acara pesta pernikahan mereka. Contohnya seperti tadi, kemana mana harus izin. Biar tak salah paham katanya. Makan disuapi manja, Haechan bukan bayi tolong! Hingga digendong menuju kamar ala bridal style. Separah itu memang, mungkin Haechan saja yang belum terbiasa akan hal ini. Menjadi ratu seorang buciners seperti Mark Lee. Haechan hanya dapat menghela nafas dan mengelus dada. Sambil menatapi kado-kado pernikahannya yang sudah habis ia buka. Mendapati hadiah macam- macam. Dari yang normal hingga tidak. Seperti hadiah yang diberikan ayah Taeil. Sepasang sepatu bayi dengan dalih 'Cepat kasih cucu' Wtf?! Emangnya dia wanita? disambung sang ibu mertua, 'dicoba dulu ih. Sapa tau berhasil.' Big No!! Ia sadar, ini malam pertamanya dan sepertinya Mark tak tahan hasratnya hingga berani menciumnya basah di depan kamar lantai dua disaksikan oleh kedua adik sepupu Mark yang masih Smp. Mau ditaruh dimana lagi wajah Haechan yang hensem ini?. Segera saja ia bogem suaminya. Kejam ya? Haechan hanya mengingatkan, pernikahan ini hanya status sah. Cinta Haechan ke Mark masih sangat sedikit adanya. Dalih Mark dan Mama Doyoung tentang Pacaran setelah menikah lebih menyenangkan yang membuatnya setuju akan pelepasan status lajang nya. Eh, taunya ia disosor duluan. "Kamu kok belum tidur?" Mark baru saja selesai dengan tubuh yang sudah terbalut piyama biru malam sama seperti milik Haechan. Mengguncang rambutnya yang basah dengan handuk, sedikit menambah ketampanan teman masa kecilnya ini. Haechan akui itu. "Belum ngantuk." Sifat judes dari mulut pedas Haechan belum hilang sama sekali, membuat Mark hanya tersenyum maklum. "Sini, kemarikan handukmu!" Mark yang baru saja ikut bergabung duduk di pinggiran kasur mengernyit namun tetap tak membantah akan perintah kesayangan yang resmi miliknya. Ya begitu, sekali bucin tetap bucin. "Bantalmu akan basah jika kau tidur dengan rambut yang tak dikeringkan dengan benar." Dengan telaten, bak istri penurut, pelan pelan Haechan mengusak rambut setengah kering milik Mark dengan handuk yang ia berikan. Menciptakan kelopak bunga imajiner menebar ke seluruh ruangan Kamar milik mereka yang sudah pasti sedari tadi terkunci. Adegan romantis drama ala - ala dapat membuat mimisan para hayati sekalian. "Jangan berpikir macam-macam! Aku melakukan ini karena tugasku sebagai separuh tulang rusukmu. Jika kau bertanya berapa cintaku padamu, masih sedikit Hyung!"
Andaada disini : Beranda / Tag "cerita dewasa malam pertama nikah muda" Tag: cerita dewasa malam pertama nikah muda. Cerpen. ENK. admin 5 bulan yang lalu. Cerpen. Doa Bidadari. admin 5 bulan yang lalu. Cerpen. Warga Jepara Memaknai Nikah Siri dalam Kehidupan. 5 bulan yang lalu. Cerpen. Lembar Lusuh. 5 bulan yang lalu. Cerpen. Surat.
Nisa mengintip keluar kamar mandi. Memastikan jika Farhan belum ada di kamar. Saat kamar pengantinnya kosong, ia mendesah. Luar biasa lega... Kakinya melangkah keluar. Ia mengenakan baju tidurnya yang berbahan satin. Nisa tak memiliki baju tidur lain yang lebih tertutup. Hanya ini baju tidurnya yang berlengan panjang. Selama ini, ia tak pernah berpikir sedikitpun untuk memperhatikan penampilan sebelum tidur. Toh hanya ia dan bundanya saja yang melihat. Tapi... ekspektasi hanyalah ekspektasi. Ia sempat berpikir akan tidur dengan gamisnya saja. Tapi, bukannya akan terlihat aneh? Tiba-tiba Nisa merasa risih saat menyadari bahwa Farhan akan melihatnya tidur tanpa memakai jilbab. Ini hal yang baru. Juga.... pertama baginya. Gadis itu berjalan mondar-mandir di dalam kamar dengan rambut panjangnya yang masih basah. Berkali-kali memakai lalu melepas jilbab instan miliknya. 'Nisa. Dia suamimu...' kata hatinya berulang kali menyadarkan. Mereka sudah halal. Bahkan Farhan bisa saja menuntut hak lebih dari sekedar melihat rambutnya. Nisa menggelang pelan. Memegang pipinya yang memanas. Farhan tak akan meminta haknya malam ini, kan? Ia tadi sudah bilang belum siap! Banyak pikiran yang mengganggunya. Salah satunya tentang ciuman tadi. Ciuman pertamanya seharusnya bisa lebih dari itu. Iya, kan? Jangan bilang kalau pikirannya salah karena terlalu vulgar... "Ya allah. Bagaimana aku bisa tidur malam ini" rengek Nisa. Ia mengkhawatirkan sesuatu yang 'belum' mungkin terjadi. Jika dipikir-pikir lagi, Nisa seharusnya merasa sedih. Ini malam pertamanya. Dan ia sudah ditinggal pergi oleh Farhan... Pengantin normal mana yang malah lega dengan kenyataan itu? Sebuah pikiran tiba-tiba muncul. 'Apa ia sudah keterlaluan pada suaminya ?' Di lain tempat, Farhan masih menunggu. Entah apa yang ia tunggu. Ia hanya mengulur waktu agar tidak memasuki kamar pengantinnya terlalu cepat. Ia berusaha memahami permintaan Nisa. "Nak Farhan. Udah malam kok masih disini? belum ganti baju, lagi..." tegur seseorang dari belakang. Farhan memutar badan lalu tersenyum saat melihat Bunda. "Nggak papa, Bun. Farhan lagi cari angin. Kebun bunga bunda kalo malem jadi 2 kali lebih indah" kata laki-laki itu kemudian tertawa sendiri. Bunda ikut tertawa. "Nggak takut ada jurig hantu nih ? Biasanya ada noni-noni belanda kelihatan di sekitar tanaman bunga bunda" Farhan menoleh. Tapi laki-laki itu tidak menunjukkan wajah ketakutan. Dari ekspresinya, ia seakan berkata "Bunda serius lagi nakut-nakutin Farhan ?" Kemudian Bunda terkekeh pelan. Beliau mengeratkan sweater coklatnya agar angin malam tak membuatnya masuk angin. "Dulu, surga Nisa ada di telapak kaki Bunda. Hari ini, Nisa adalah pelengkap agamamu dan selamat tidaknya ia di akhirat ada di telapak tanganmu, Nak..." Bunda menatap lurus ke depan. Berucap tenang. Setenang angin malam yang berhembus di sekitar mereka. Sebenarnya, Bunda tidak perlu berkata seperti ini karena ia tahu betul menantunya telah paham tentang fiqih munakahat hukum2 dalam pernikahan. "Bunda hanya meminta, jadilah surga yang mudah dijangkau oleh Nisa..." Farhan menoleh. Merasa bingung. Apa maksud dari 'surga yang mudah dijangkau'? "Jika istrimu salah, tegurlah dia. Beritahu kesalahannya. Jika istrimu tidak sengaja melukai hatimu, maafkanlah dia. Cairkanlah rasa sakit di antara kalian dengan cinta. Jika dia tidak bisa menyenangkan hatimu, jangan berpura-pura senang sedangkan hatimu menyimpan rasa nelangsa. Ungkapkan. Lalu beri dia kesempatan memperbaiki. Hal-hal kecil seperti itu dapat mendatangkan Ridlo dari Allah. Begitupun murka dari-Nya..." nn4fGrm.
  • 3j33xcrk0u.pages.dev/452
  • 3j33xcrk0u.pages.dev/179
  • 3j33xcrk0u.pages.dev/384
  • 3j33xcrk0u.pages.dev/375
  • 3j33xcrk0u.pages.dev/308
  • 3j33xcrk0u.pages.dev/339
  • 3j33xcrk0u.pages.dev/76
  • 3j33xcrk0u.pages.dev/329
  • cerita dewasa malam pertama nikah muda